Jumat, 04 April 2014
Keep secret and save me
cast : Park Hee Gee
Kim Jong Dae (Chen)
Kim Sung Jae (Kim Seung Dae)
support : Park Kyung Soo
Park Baek Hyun
Park Lu Han
Park Min Seok
Park Joon Myeon
Park Yi Xing
Tuan Park
Tuan Hyun
Ahjumma Kim
genre : romance, sad, mystery, tragedy/?,physic, family, angst/?
author : BByunBaek
Tinggalkan komen^^ sorry for typo's
not like? Don't read.
***
"Hee gee, eomma harus kembali ke mobil ne"
"sangat sakit eomma....."
"tahanlah Hee gee, eomma akan menyelamatkan appa terlebih dahulu ne? Tahan Hee"
sangat sakit, aku tak tahan lagi, sebelum aku kehilangan kesadaran, aku melihat mobil itu meledak.
.
.
.
"aaaaaaaaaa!!" Hee gee berteriak, ia terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi yang selalu menghantuinya, ia merindukan eomma dan appanya. Hee gee menghela nafasnya dan mengelap keringat dingin di wajahnya.
"Nona Hee gee?"
"ah ahjumma"
"ada apa? ahjumma dengar kau berteriak"
"ani, hanya mimpi buruk, mian sudah mengganggu. Kembalilah tidur"
"akhir-akhir ini kau mimpi buruk terus nona"
"gwenchana, ehm aku akan kembali tidur"
"arraseo, annyeong"
"annyeong"
Hee gee menatap ahjumma itu berbalik dan menutup pintu kamarnya. Hee gee kembali tiduran dan menatap langit-langit kamarnya, ia masih memikirkan tentang mimpinya. 'apakah mimpi itu benar-benar masa laluku?' Hee gee kembali tertidur.
Dari dulu, sejak kecelakaan itu, ia tidak pernah mengingat apapun tentang masa kecilnya. Kecelakaan yang merenggut ingatan, serta kebahagiannya. Ia mengalami trauma yang mendalam.
***
"ahjumma? Kudengar tadi telepon rumah berbunyi, siapa yang menelfon?" tanya Hee Gee setelah melihat ahjumma itu menuju ruang makan
"dari tuan Hyun"
"eoh tuan Hyun? Orang kepercayaan appa kan? Ia membicarakan apa?" tanya Hee Gee sambil sejenak berhenti makan
"tuan Hyun bilang nona harus segera ke perusahaan, ada yang harus dibicarakan" jawab ahjumma itu
"sekarang juga? Arraseo, aku akan bersiap-siap" lanjut Hee Gee dan memakan makanannya secepat mungkin.
.
.
.
Hee Gee menuju ruangan yang sudah diberitahukan oleh tuan Hyun, setiap yeoja itu lewat, karyawan yang ada di sana selalu menundukkan keplanya hormat. Jangan heran. Semenjak kematian appanya dulu dan eommanya seminggu yang lalu karena kecelakaan, Hee Gee sudah menjadi pemilik perusahaan milik orang tuanya, jadi sudah sepantasnya ia menjadi nyonya muda di keluarga Park.
Ia melihat pintu besar dan dua orang penjaga di sampingnya. Penjaga itu membukakan pintu untuk Hee Gee dan menundukkan kepalanya masing-masing. Hee Gee merasa akward jika diperlakukan seperti ini, ia belum terbiasa.
Hee Gee menatap tuan Lee yang sudah menunggu kedatangannya, Hee Gee sedikit terkejut saat melihat ternyata di ruangan itu bukan hanya ada tuan Hyun melainkan juga ada beberapa namja yang duduk di meja lingkar itu. Namja-namja itu menatap Hee Gee dengan tatapan datar, seperti mengibaratkan bahwa mereka benar-benar bosan atau tidak minat mendatangi pertemuan ini.
"Nona Hee Gee, silahkan duduk di sini" tuan Hyun berdiri dari kursinya dan mempersilahkan Hee Gee menempati tempat duduk yang disiapkan.
"mianhae, aku terlambat" ucap Hee Gee
"gwenchana" ucap tuan Hyun sambil tersenyum
Hee Gee menatap wajah satu persatu namja itu. Wajah mereka membuat Hee Gee merasa lebih akward, Hee Gee tidak tahu sama sekali dengan siapa namja ini, mengapa mereka di sini, Hee Gee melihat sebuah papan nama di setiap baju yang dikenakan namja itu. Hee Gee jadi lebih mudah mengetahui nama-nama mereka.
Tuan Lee berdiri dan mulai membuka pembicaraan
"Baiklah, karena semua sudah berkumpul di sini jadi kita akan mulai pembicaraannya,"
"Sebelumnya, nona Park, apakah nona mengenal namja-namja ini?" tanya tuan Hyun.
"ani, aku belum mengenal mereka." jawab Hee Gee.
"Saya sengaja mempertemukan kalian di sini, dan maksud dari pertemuan ini adalah diangkatnya nona Park Hee Gee menjadi pemilik perusahaan ini dan melanjutkan amanat tuan Park."
"ehm maksud ahjusshi, tuan Park itu appa?" tanya Hee Gee.
tuan Lee manganggukkan kepalanya dan tersenyum, "jadi sudah lama sekali tuan Park memberi tahukan tentang amanatnya kepada saya. Yang beliau maksudkan adalah 'namja-namja ini sebenarnya anak angkat tuan Park sejak Hee Gee kecil, dan namja inilah yang akan menjaga nona Park jika suatu saat nanti tuan Park meninggalkannya'" jelas tuan Hyun panjang lebar.
Mata coklat Hee Gee mendadak membulat terkejut, ia menatap -lagi- namja itu dan menggumamkan suatu kata, "mwo? Ini tidak mungkin" dengan suara pelan.
"Dan soal perusahaan karena nona Park masih bersekolah jadi untuk sementara perusahaan ini sayalah yang akan atur."
Hee Gee memasang tampang syok. Alisnya bertaut bingung, ia masih belum bisa mempercayai ini.
'ke 6 namja ini saudaraku?! Dan mereka akan tinggal di rumahku jugakah?! Ige mwoya?!!' batin Hee Gee.
Melihat wajah Hee Gee yang syok lantas namja yang bername tag 'Park Min Seok' itu mulai berbicara
"kau tidak keberatankan? Mian jika kami harus memberitahu ini mendadak" ucap Minseok
Hee Gee mengangkat wajahnya kemudian memaksa tersenyum karena ia masih syok,
"eh em ani, gwenchana"
"oh iya, aku Min Seok dan Luhan lebih tua dua tahun darimu dan yang lain." ucap Minseok.
"ah arra" jawab Hee Gee, mata coklatnya mencari name tag bertuliskan 'Park Lu Han' dan menemukannya, tepat duduk di samping namja bername tag 'Park Joon Myeon'.
"Selama beberapa hari, kami akan memakai name tag terus, agar kau hafal nama kami." ucap Joon Myeon.
"tidak apa-apa nih? Kalau kalian tidak keberatan sih," tanya Hee Gee.
"tentu tidak" ucap namja bername tag 'Park Baek Hyun'.
"Kurasa urusan kita di sini sudah selesai, nona Park tidak perlu khawatir, jika ada masalah kabari saja saya atau minta bantuan kepada saudara barumu," ucap tuan Hyun.
"arraseo, kita akhiri pertemuan ini." tutup tuan Hyun dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum.
Hee Gee berdiri dengan malas dan melangkah pergi dari ruangan itu.
"kalian semua naik mobilku?" tanya Hee Gee.
"ah ani, kami sudah bawa mobil sendiri." jawab namja bername tag 'Park Joon Myeon'.
"arra, kalau begitu ikuti mobilku saja." ucap Hee Gee.
***
"Jadi ini rumahmu." ucap namja bername tag 'Park Yi Xing' yang akhirnya berbicara karena dari tadi dia diam terus.
"masuklah." ajak Hee Gee.
"ah nona sudah pulang?" tanya ahjumma Kim.
"ne, ehm ini..." Hee Gee bingung harus menjelaskan seperti apa.
"ah, tuan Lee sudah menjelaskan tadi di telepon,"
"tuan Lee menelfon?" tanya Hee Gee.
"ne, baru saja selesai tadi, ah silahkan beristirahat, saya sudah siapkan kamar masing-masing," ucap ahjumma.
"arra, gomawo ahjumma." ucap ke 6 namja itu dan menundukkan kepala mereka.
Mulai hari ini hidup Hee Gee benar-benar berubah total, karena ia belum terbiasa dengan adanya namja itu jadi sore ini ia memutuskan untuk jalan-jalan sebentar.
"Nona Hee Gee, kau mau kemana?" tanya ahjumma.
"itu aku mau jalan-jalan sebentar,"
"apa perlu diantarkan? atau mau ditemani oleh saudaramu?"
"ani, aku hanya ingin sendiri,"
"tapi......"
"aku bisa jaga diri ahjumma, tidak perlu khawatir,"
"arraseo, hati-hati."
"ne, annyeong."
Ahjumma Kim hanya menatap kepergian Hee Gee, bagaimana mungkin ahjumma bisa tenang jika situasinya seperti ini? Keluarga Park sungguh sedang berada dalam bahaya. Karena itu ahjumma Kim langsung menelfon seseorang.
.
.
.
Hee Gee meminum cola yang ia beli, ia berjalan ke sebuah taman, saat dia harus menyebrang ia menolehkan kepalanya untuk melihat ada kendaraan yang lewat atau tidak. Sudah memastikan kalau tidak ada kendaraan, Hee Gee langsung melangkahkan kakinya secepat mungkin di atas zebra cross. Tapi...
"Ah!!" Hee Gee berteriak saat tangannya ditarik seseorang, ia menutup matanya saking terkejutnya.
Hee Gee membuka matanya menatap seorang namja yang menyelamtakannya, mereka saling memandang sesaat. 'Aku belum pernah bertemu namja ini, tapi kenapa rasanya sangat familiar?' batin Hee Gee
"Hei, Kau tidak apa-apa kan? Mobil tadi hampir saja menabrakmu, siapa sih pengemudinya? Tidak membunyikan klakson lagi!" omel namja itu sendiri
Hee Gee menatap seorang namja yang memegang tangannya -yang baru saja ditarik-.
"aaku baik-baik saja,"
"baguslah," namja itu tersenyum
Hee Gee mengamati penampilan namja dihadapannya itu. Namja berambut coklat, tinggi yang tidak beda jauh dengannya, memakai kaca mata, terlihat lucu karena kaca matanya berbentuk bulat seperti di film Harry Potter.
"eh aku pergi dulu ne, annyeong." ucap namja itu tiba-tiba lalu melepaskan genggaman tangannya
Hee Gee menatap kepergian namja itu, setelah namja itu cukup jauh, Hee Gee baru tersadar
"annyeong." gumam Hee Gee dengan suara sangat pelan.
.
.
.
***
"Pagi Hee Gee."
"eh pagi.." Hee Gee menatap namja yang sedang meletakan piring di meja makan, telaten sekali.
"duduklah, aku dan ahjumma sudah menyiapkan makanan untukmu," ucap namja itu
Hee Gee memicingkan matanya untuk melihat tulisan di name tag itu dan itu bertuliskan 'Park Kyung Soo'
"ah ne, kau bisa memasak Kyungsoo?"
"tentu saja, aku suka memasak," jawab Kyungsoo lalu tersenyum
Hee Gee menghafalkan wajah Kyungsoo, 'mata bulat, bibir hati, rambut hitam, mudah dihafali.' batin Hee Gee.
Sesudah semuanya berkumpul, mereka langsung sarapan secepat mungin dan berangkat sekolah.
"kajja, ah iya Hee Gee, kita berangkat bersama. Sekolah kami sudah pindah lho, jadi satu sekolah denganmu." ujar Junmyeon
"jinjja.. ah kajja." jawab Hee Gee
.
.
"eh anak baru?"
"wuahh namja semua? aigoo!"
"hey hey akan ada 3 murid baru lho yang masuk kelas kita!"
"aigoo aku tidak sabar..."
Terdengar yeoja-yeoja yang bergossip di kelas Hee Gee. Hee Gee hanya memasang wajah datar dan tidak memperdulikan pembicaraan yeoja itu. Ia tidak suka bergossip, lagi pula ia juga tidak memiliki teman, karena ia pendiam dan tidak suka bergaul dengan yeoja di kelasnya. Hee Gee tidak menganggap itu masalah serius 'toh sudah ada saudaraku' pikir Hee Gee.
KRIIIIIINNGGG
terdengar bel masuk, semua murid langsung bergegas masuk dengan cepat.
"pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan 3 murid baru, masuklah" ucap 'pak' guru yang baru masuk kelas itu
Hee Gee melihat 3 orang namja yang masuk ke kelasnya, itu Kyungsoo..... Baekhyun......... dan..................................... eh?
'Namja itu?! Itu namja yang menolongku kemarin kan?!' batin Hee Gee.
Hee Gee memperhatikan namja itu lagi, ia yakin, ia masih ingat persis seperti apa wajahnya. Ia tidak salah orang.
Ketiga namja itu menundukkan kepalanya memberi salam setelah diperkenalkan dengan guru itu.
Chen's POV
Aku memperhatikan setiap wajah di kelas itu, kebanyakan wajah yeoja di sana terlihat senang. Apakah itu karena ada murid baru, namja lagi.... Aku melempar senyum ke semua murid di kelas lalu mataku terhenti pada seorang yeoja. Eh tunggu.. Sepertinya aku mengenal salah satu wajah yeoja di kelas itu.. tapi siapa ya?
Oiya! Yeoja itu!!
Senyumanku memudar dan terganti dengan wajah kaget. Guru itu mempersilahkan kami duduk, aku berjalan perlahan melihat kursi di sebelah yeoja itu kosong. Sementara 2 namja tadi sudah menemukan -meja- kosong untuk mereka tempati berdua. Aku masih menampilkan wajah kaget sambil duduk di samping Hee Gee, Yup aku tidak mungkin tidak mengenalnya. Nama yeoja itu Hee Gee, aku benar kan? Hah tuan Park tidak mungkin salah memberiku info ini, ga ada salahnya sih jika aku harus mengawasi yeoja itu kemanapun ia pergi.
Sekarang apa bedanya aku dengan stalker? Yaa aku cuma seorang 'mata-mata' atau mungkin emm pesuruh dari tuan Park untuk melindungi Hee Gee. Ga ada salahnya kan? Lagipula aku sudah berhutang banyak pada keluarga Park. Dan soal hutang dengan tuan Park, kurasa tidak penting jika kujelaskan sekarang...
Aku masih terdiam di kursiku, sesekali aku menolehkan kepalaku untuk melihat Hee Gee, setiap aku menolehkan kepalaku pasti aku melihat yeoja itu juga sedang menatapku. Kurasa ia juga terkejut dan heran.
Chen's POV end
.
.
Hee Gee's POV
Uh.. Buku ini sungguh membebani ku, andai saja yang diberi tugas untuk mengembalikan 6 buku tebal ini bukan aku hhhhhhh!
"ups! ah mian, permisi," aku hampir saja menabrak setiap orang yang lewat di depanku, aku berjalan secepat mungkin. Jika tidak maka waktu istirahatku akan termakan habis karena tugas ini.
"perpus perpus perpus." aku menggumamkan kalimat itu berulang-ulang.
"ah iya ke kanan," aku bergumam lagi, lalu melangkahkan kakiku ke kanan.
BRUUUUKKK
"omo......" Aku menabrak seseorang kah? Aduh! Hee Gee pabo.
Aku langsung mengulurkan tanganku untuk merapihkan buku itu menjadi tumpukkan seperti tadi, aku mengabaikan rasa sakit di kepalaku. Aku menatap sepasang tangan yang juga terulur dan membantuku merapihkan buku-buku itu.
"gomawo, mian aku tidak meli-" ucapanku terputus saat aku mendongakan wajahku dan menatap seorang namja yang tak asing.
"ne, gwenchana, kau tidak apa-apa kan?" tanya namja itu.
"eh oh aku tidak apa-apa kok" jawabku.
"kau kan na-" lagi-lagi ucapanku terputus.
"kenapa kau membawa buku sebanyak ini sendirian? Buku ini tebal semua lohh." ucap namja dihadapanku sambil melemparkan tatapan ngeri melihat buku-buku ini.
"disuruh guru," jawabku kemudian menata buku itu dan kembali membawanya di atas tanganku.
"perlu kubantu?" tawar namja itu.
"aku bisa sendiri kok, umm gomawo ne." ucapku.
"ne, kau sudah mengatakannya tadi." namja itu tersenyum.
"aku duluan ne, annyeong" aku melangkah pergi meninggalkannya, meninggalkan penyelamatku. Sudah dua kali ia selalu membantuku, sungguh sebenarnya siapa dia? Angel Without Wings? Sadarlah Hee Gee! Itu hanya ada dalam dunia mimpi dan dunia dongeng. Tidak mungkin, siapa sebenarnya namja itu?
Hee Gee's POV end
.
.
Chen's POV
Lelah juga mengikuti yeoja itu. Tapi lama-lama juga aku akan terbiasa. Kalau difikir-fikir Hee Gee berbeda dari yeoja yang lain ya. Dia tidak suka bergossip, tidak centil, seenggaknya tingkat ke-feminim-annya masih dibatas normal, dia juga terlihat lebih suka sendirian.
"hai," sapa seseorang.
"eh?" Aku mengangkat wajahku, detik itu juga mataku langsung membulat.
"k...k....kau," ucapku dengan nada yang bergetar.
"sudah berapa lama kita tidak bertemu Jongdae," ucap seorang namja dihadapanku dengan senyuman yang sangat kubenci dari dulu.
"rupanya kau masih mengingatku," ucapku sambil tersenyum sinis.
"aku tidak akan pernah melupakanmu, kau alat sekaligus umpan untukku," jawab namja itu.
"tidak semudah itu Seungdae, aku tau persis apa yang akan kau lakukan." Aku menatap namja itu dengan tatapan tajam.
"wae? aku bisa membuatmu menjadi umpanku, lagipula siapa yang bisa mencegahku." namja itu benar-benar sok.
"aku bisa mencegahmu." ujarku dengan nada yang meyakinkan, aku sungguh tidak ingin bertemu dengan namja ini.
"sudahlah, tidakkah kau lihat? Selama ini usahamu sia-sia, sampai nyonya Park pergi terlebih dahulu."
"tutup mulutmu Seungdae!"
"Namaku bukan Seungdae! Tapi Kim Sungjae! Jangan kau lupakaan itu!" bentak namja itu.
"mengubah namamu sendiri, sifatmu masih seperti dulu ya. Tidak menghargai jasa orang lain!" sindirku, oh tolong jauhkanlah namja di hadapanku ini!
"aku akan selangkah lebih depan dibanding kau, lihat saja." ucap namja itu dengan tatapan serius, senyumnya memudar.
"coba saja," jawabku tanpa sedikit rasa takut.
"sampai nanti lagi, hyung." namja itu tersenyum sinis ke arahku kemudian ia berbalik dan pergi.
"kau bukan dongsaengku lagi Seungdae," ucapku penuh penekanan pada kata 'dongsaeng'.
Namja yang bernama -sekarang- Sungjae itu menghentikan langkahnya dan berbalik.
"kau serius? Aku rasa panggilan 'hyung' juga sudah tidak pantas untuk orang sepertimu!"
Uh.. aku mengepalkan tangan kuat-kuat, aku ingin sekali membuat pipi Sungjae menjadi lebam saat itu juga,
"jinjja? Kau fikir aku mau dipanggil 'hyung' oleh orang sepertimu? Kau tidak pantas memanggilku 'hyung'." ujarku.
Ucapanku barusan sukses membuat Sungjae terlihat marah, "lihat saja, kau akan kalah dalam permainan ini" ucapnya, kemudian melangkah pergi lagi.
Aku menatap punggung Sungjae yang kemudian hilang dari pandangannya. Aku menghela nafasku panjang sambil menutup mata. Andai saja takdirku tidak sepeti ini, pasti aku akan bahagia.
Chen's POV end
.
.
.
.
.
to be continued
Perkenalan
Assalamualaikum.....
Hai, di sini saya mau memperkenalkan diri. Nama saya Bias Anaru. Saya cewek loh-.- dan saya bukan orang Jepang, saya asli Indonesia. Gara-gara nama saya ada Anarunya dikira orang Jepang. Oh iya di sini saya akan mengepost FanFiction khusus EXO. Nanti juga bakal ada admin yang lain. Nama author saya itu BByunBaek, karena first bias saya di exo itu Byun Baek Hyun^^ Admin yang lain juga punya first bias masing-masing.
Kalo FF yang dibuat di sini kurang bagus saya minta maaf, mungkin ide kreasi para author kurang memuaskan. Kalian bisa kasih kritik dan saran dengan cara tinggalkan komen ya :D Maaf juga kalo banyak typonya >,< kan sempurna itu hanya milik andra & the backbone/?
See you readers^^ semoga suka sama FF yang kami buat ya...
Langganan:
Postingan (Atom)